Berdakwah Seperti Rasulullah

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gasahar -Para aktivis dakwah dengan sebuah tujuan yang tentu mulia: menegakkan agama Allah I. Saking bergairahnya, tak sedikit di antara mereka yang senantiasa melakukan inovasi dlm dakwah agar aktivitas dakwahnya diterima umat. Ada yang berdakwah lewat nyanyian, musik, lawakan, sinema elektronik (sinetron), cerita-cerita fiktif, & seterusnya. Ada lagi yang lebih “serius”, di antaranya ada yang suka melakukan pengeboman di sana-sini, dakwah lewat parlemen, atau berseru kian kemari mengajak umat mendirikan Khilafah Islamiyyah. Mari kita timbang semua itu dengan pembahasan berikut ini.

Tidak syak (diragukan) lagi bahwa dakwah ilallah adalah amalan yang mulia lagi agung dlm agama ini. Namun realita umat Islam masa kini dlm mengarungi “samudra” dakwah sangatlah memilukan. Terlalu banyak penyimpangan terhadap rambu-rambu dakwah, segala cara & upaya dilakukan tanpa kontrol, bahkan dengan terang-terangan mengedepankan slogan “Tujuan membolehkan segala macam wasilah (cara).” Slogan milik kelompok sempalan Ikhwanul Muslimin inilah yang kini marak di medan dakwah. Sungguh sangat ironis!!

Lalu bagaimana sesungguhnya konsep Salafus Shalih dlm berdakwah? Metode apa saja yang mereka gunakan?

Dakwah adalah Ibadah

Perlu diketahui bersama bahwa dakwah adalah amalan ibadah kepada Allah U, dengan beberapa argumentasi sebagai berikut:

  1. Dakwah adalah tugas para Nabi & Rasul

Para nabi & rasul diutus oleh Allah I untuk mendakwahkan satu prinsip: “Beribadah hanya kepada Allah I tanpa berbuat syirik.” Allah I berfirman:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), & jauhilah thaghut itu’.” (An-Nahl: 36)

  1. Dakwah adalah perintah Allah I kepada Rasulullah n. Allah I berfirman:

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah & pelajaran yang baik.” (An-Nahl: 125)

  1. Dakwah adalah perintah Allah I kepada umat Islam & tanda keberuntungan mereka. Allah I berfirman:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf & mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Imran: 104)

  1. Dakwah adalah jalan yang ditempuh Rasulullah n & para pengikutnya. Allah I berfirman:

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku & orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” (Yusuf: 108)

  1. Dakwah dlm bentuk amar ma’ruf nahi mungkar adalah upaya untuk mengangkat umat Islam menjadi umat terbaik. Allah I berfirman:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, & mencegah dari yang munkar, & beriman kepada Allah.” (Ali Imran: 110)

  1. Para da’i ilallah adalah orang yang terbaik ucapannya. Allah I berfirman:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih & berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?’.” (Fushshilat: 33)

Uraian di atas menunjukkan kepada kita bahwa dakwah adalah amalan yang dicintai & diridhai oleh Allah I, karena dakwah merupakan salah satu perintah-Nya, menjadi sunnah para Nabi & Rasul serta para pengikutnya, & ada keutamaan besar bagi orang yang melakukannya (da’i). Ini selaras dengan definisi ibadah yang dikemukakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t:

“(Ibadah adalah) sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai & diridhai oleh Allah I baik ucapan maupun perbuatan, yang lahir maupun yang batin.”

Ibadah Harus dengan Dua Syarat Asasi

Para ulama menyebuntukan bahwa ibadah tak akan diterima oleh Allah I melainkan harus memenuhi dua syarat asasi, yaitu:

  1. Ikhlas

Allah I berfirman:

“Padahal mereka tak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dlm (menjalankan) agama dengan lurus.” (Al-Bayyinah: 5)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Al-Imam Muslim & yang lainnya, (semua) dari jalan Yahya bin Sa’id Al-Anshari dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimi dari ‘Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi dari Umar bin Al-Khaththab z bahwa Rasulullah n bersabda:

“Sesungguhnya (sah tidaknya) amalan itu tergantung dengan niatnya & setiap orang akan mendapatkan (pahala amalnya) sesuai dengan niatnya.”

Hadits ini adalah barometer untuk menilai semua perkara batin & niat, sementara ikhlas adalah martabat (posisi) tertentu pada niat.

  1. Ittiba’ (Mengikuti) ar-Rasul n

Yaitu bahwa sebuah amalan harus sesuai dengan Sunnah Rasulullah n. Allah I berfirman:

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr: 7)

Bila tidak, maka amal tersebut pasti tertolak sebagai disebuntukan di dlm hadits ‘Aisyah x yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim:

“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tak ada contohnya dari kami (tidak ada Sunnahnya) maka amalan tersebut tertolak (tidak diterima).”

Karena itu, di dlm berdakwah haruslah diniati dengan ikhlas karena Allah I semata. Jangan melakukan dakwah untuk kelompoknya (hizb-nya), partainya, atau untuk kepentingan diri sendiri. Dalam berdakwah harus pula sesuai dengan contoh dari Rasulullah n, baik dlm hal materi dakwah (apa dulu yang harus didakwahkan), tujuan, maupun konsep & wasilah (cara) dakwah itu sendiri.

Cara Dakwah adalah Tauqifiyyah

Dari dua prinsip di atas, yaitu prinsip dakwah adalah ibadah & prinsip ibadah harus disertai rasa ikhlas & mengikuti Sunnah Rasulullah n, para ulama menyata-kan bahwa wasilah (cara) dakwah adalah tauqifiyyah yakni harus dengan contoh dari Rasulullah n & para shahabatnya. Tidak boleh bagi siapapun untuk mem-buat wasilah dakwah sesuai dengan hawa nafsunya, sesuai dengan hizb, golong-an, partainya, atau masyarakat tempat ia berada.

Prinsip di atas akan semakin gamblang bila ditambah argumentasi-argumentasi berikut:

  1. Allah I telah menyempurnakan agama ini, sebagaimana disebuntukan dlm firman-Nya:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, & telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, & telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Ma`idah: 3)

Maka segala permasalahan yang berkaitan dengan agama & keduniaan yang dibutuhkan oleh umat manusia, semua telah dibahas dlm agama ini, baik secara nash Al-Quran & As-Sunnah maupun dalil-dalil umum, yang merupakan suatu kaidah yang mencakup beragam permasalahan baik masalah akidah, tauhid, ibadah, dakwah, akhlak, maupun muamalah.

Sehingga kaum muslimin pada khususnya tak perlu lagi ideologi-ideologi Dajjal dari Barat & Timur dlm urusan agama & dunia mereka. Wallahul muwaffiq.

  1. Allah I telah mewajibkan kepada umat manusia & kaum muslimin pada khususnya untuk menaati Rasu-lullah n & mengaitkan kebahagiaan seseorang dengan sikap taat pada Rasulullah n tersebut. Seba-liknya, Allah I melarang manusia untuk bermaksiat kepada beliau n & mengaitkan sikap tersebut dengan keseng-saraan bagi orang yang melakukannya.

Banyak ayat yang menerangkan tentang prinsip agung ini, di antaranya yaitu:

“Dan barangsiapa yang menaati Allah & Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid & orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisa`: 69)

Dan firman-Nya:

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah & Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (Al-Jin: 23)

Maka, konsekuensi dari ketaatan ini adalah kita menaati & mengamalkan Sunnah-sunnah beliau, termasuk di dalamnya Sunnah beliau di dlm berdakwah kepada Allah I.

  1. Rasulullah n telah memerintahkan umat ini untuk mengerjakan segala kebaikan & melarang dari setiap kejelekan, menghalalkan untuk mereka segala perkara yang thayyib (baik) & melarang dari perkara yang khabits (jelek). Ini merupakan sifat kena-bian Rasulullah n, sebagaimana disebut-kan dlm firman Allah I:

“Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf & melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar & menghalalkan bagi mereka segala yang baik & mengharamkan bagi mereka segala yang buruk & membuang dari mereka beban-beban & belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” (Al-A’raf: 157)

Allah I juga berfirman tentang Nabi-Nya:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit & apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.” (Asy-Syura: 52-53)

Di dlm Shahih Muslim disebuntukan hadits dari Abdullah bin ‘Amr c, bahwa Rasulullah n bersabda:

“Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan menjadi kewajibannya untuk menunjuki umatnya segala kebaikan yang dia ketahui untuk mereka, & melarang mereka dari segenap kejelekan yang dia ketahui untuk mereka.”

Bila tiga prinsip di atas telah dipahami, maka kita dengan mantap bisa memastikan bahwa Rasulullah n telah menjelaskan kepada umatnya wasilah-wasilah dakwah baik dlm bentuk ucapan, perbuatan maupun keduanya. Bagaimana mungkin Rasulullah n dengan demikian jelas memaparkan kepada umatnya tentang adab-adab buang hajat, namun sama sekali tak menyinggung masalah wasilah dakwah yang mana agama ini tak tegak & lurus tanpa amalan tersebut (dakwah)?

Penjelasan-penjelasan & praktek beliau inilah yang harus dijadikan sebagai konsep baku secara syar’i dlm berdakwah & memilih wasilah dakwah. Dengan cara inilah orang-orang yang menyimpang diluruskan, orang-orang yang bingung dlm beragama diberi bimbingan.

Cara inilah yang ditempuh Rasulullah n untuk mengeluarkan umat manusia dari kegelapan kekufuran, kesyirikan, kebid’ahan, & kemaksiatan menuju cahaya ilmu, tauhid, As-Sunnah, & ketaatan kepada Allah I.

Jalan inilah yang ditempuh oleh para shahabat yang mulia, para tabi’in, & para ulama Ahlus Sunnah sepanjang masa di manapun mereka berada. Bahkan mereka bersikap sangat keras dlm mengingkari siapa saja yang menyelisihi prinsip ini atau mengada-adakan cara baru dlm hal yang mulia ini.

Tidak ada jalan lain untuk mewujudkan masyarakat yang Islami seperti yang pernah terjadi di masa shahabat melainkan dengan wasilah-wasilah syar’i & upaya-upaya yang selaras dengan Manhaj Salaf. Hal ini sebagaimana pernah ditegaskan oleh Al-Imam Malik t:

“Tidak ada (cara) yang bisa memperbaiki keadaan akhir umat ini kecuali dengan (cara) yang telah membuat baik generasi awal (umat ini).”

Menambah-nambahi prinsip syar’i di atas dengan wasilah-wasilah baru (baca: bid’ah) yang tak ada contohnya dari Rasulullah n berarti berupaya untuk menambahi syariat Islam yang telah sempurna & ini merupakan tindakan yang keluar dari jalan kaum mukminin. Allah I dlm firman-Nya memberi ancaman:

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, & mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu & Kami masukkan ia ke dlm Jahannam, & Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa`: 115)

Amalan ini sia-sia lagi tertolak, sebagaimana disebuntukan dlm Ash-Shahihain, hadits dari ‘Aisyah x bahwa Rasulullah n bersabda:

“Barangsiapa yang mengada-adakan dlm agama ini perkara yang bukan bagian darinya (dari agama), maka amalan tersebut tertolak.”

Ringkas kata, dakwah ilallah terdiri dari dua unsur, yaitu tujuan

Ayo Ikuti Program Gasahar.com

1 . Gasahar Media

Kami dan team mencoba berkontribusi di Media Online dengan kata kunci @gasaharmedia yang sudah meliputi:

  1. Channel Telegram
  2. Media Facebook
  3. Media Instagram
  4. Media Youtube
  5. Dan media-media lain yang akan terus kami kembangkan.

Silahkan update status di media sosialmu, dengan Dakwah Islamiyyah Ahlu Sunah wal Jama’ah.

Bergabunglah di grup telegram dengan kata kunci @gasaharmedia . Daftarkan telegram anda di admin berikut KLIK

2 . Gasahar Store

Kami dan team mencoba berkontribusi di Market Place dengan kata kunci @gasaharstore yang sudah meliputi:

  1. Channel Telegram
  2. Media Facebook
  3. Media Instagram
  4. Media Youtube
  5. Dan media-media lain yang akan terus kami kembangkan.

Silahkan Belanja di Gasahar Store Kami Menjual Produk Original Berkualitas dengan Harga Istimewa.

Bergabunglah di grup telegram dengan kata kunci @gasaharstore . Daftarkan telegram anda di admin berikut KLIK

3 . Belajar Sedekah Gasahar.com

    Bagi para sahabat yang ingin Belajar Sedekah berupa uang. Untuk program dan kegiatan Belajar Sedekah Gasahar.com, kami menyediakan beberapa daftar pilihan sedekah baik sebagai donatur tetap ataupun non-tetap. Adapun sedekah dapat dikirimkan melalui transfer ke rekening sebagai berikut :

Bank BSI Bank Syariah Indonesia No. 350 47 7619 0 

(mohon untuk melakukan konfirmasi sedekah menggunakan prosedur di bagian bawah halaman ini)

Berikut ini pilihan paket sedekah yang kami tawarkan :

  1. Paket Shodaqoh (tidak rutin setiap bulan dan jumlah sedekah seikhlasnya)
  2. Paket Istiqomah (rutin setiap bulan) :

1) Istiqomah5k : sedekah per bulan Rp 5.000

2) Istiqomah10k : sedekah per bulan Rp 10.000

3) IstiqomahIkhlas : sedekah perbulan seikhlasnya

Prosedur Konfirmasi

    Demi mempermudah kami dalam melakukan pengecekan, mohon setelah melakukan transfer untuk konfirmasi melalui telepon/sms/whatsapp ke nomor +62 811 6945 155.

Whatsapp Kami Segera

Konfirmasi dengan menggunakan Whatsapp dengan mengirimkan foto bukti transfer ke nomor +62 811 6945 155

Kami akan mengirimkan informasi mengenai perkembangan terkini, laporan keuangan, dan laporan kegiatan Belajar Sedekah melalui berbagai media informasi secara berkala.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url