Aku Seperti Sapi Perah

 

Di buang keluarga di Ratukan oleh SUAMI nya

"Di buang keluarga di Ratukan oleh SUAMI nya"


Aku Seperti Sapi Perah

Matahari lagi panas panas nya tapi tak menyurutkan langkah ayna untuk tetap berjualan berkeliling menjajakan jualan gorengan nya.

Sendal jepit yang menghiasi kaki nya tampak mulai usang dan tipis karena begitu sering nya di gunakan berjalan kaki menapaki tiap tiap kelok jalan dari rumah ke rumah.


"Ayna gorengan nya masih ada?"

Tanya buk Darmi begitu melihat ayna berjalan di depan rumah nya.

"Masih buk" ucap nya sembari menurunkan keranjang gorengan dari kepala nya.


"Wah masih hangat ya, kalau gitu saya mau bakwan nya 5 tahu 5 risol nya 3 sama goreng pisang nya3 juga ya"

"Ini buk" ucap ayna memberikan kantong kresek yang sudah di isi gorengan 

Ibu Darmi memberi uang kertas berwarna biru pada ayna.

" Ini buk kembalian nya" sambil menyodorkan uang. Wanita yang tak muda lagi itu tersenyum sembari mendorong tangan ayna.


"Ambil saja ay buat jajan kamu sekolah,kamu kan mau ujian akhir kan, sebentar lagi mau lulus SMA,ambil saja biar bisa beli camilan pas belajar" ucap nya 

"Tidak usah Bu,saya ada kok buat jajan " masih berusah memberikan uang kembalian nya.

"Tidak apa apa ayna,ibu ikhlas ambilah tapi jangan sampai ibu mu tau ya"

Seketika aku tersenyum getir bahkan orang lain lebih kasihan ke pada nya dari pada keluarga nya.

Sungguh begitu miris.

"Baiklah Bu, terimakasih ya Bu, semoga Allah kasih ibu banyak Rezki lagi" balas nya semabari senyum yang terpatri di wajah cantik nya, yang berkulit sawo matang karena sering nya berpanas panasan sambil berjualan keliling.

"Aamiin" ucap buk Darmi yang juga tersenyum melihat ayna lebih ke senyum kasihan karena begitu berat nya cobaan nya yang harus ayna dapat dari pihak keluarga nya.


Ya...di kampung ini siapa yang tidak tau dengan ayna,penjual goreng keliling anak dari pasangan Nining dan Sofian,punya dua putri tapi perlakuan nya begitu sangat berbeda,jika si bungsu Rana di sayang bagaikan permata sedang kan sang anak sulung Ayna harus berusaha keras untuk mencari uang agar menutupi ke butuhan keluarga nya.


Bapak nya buruah tani sedang kan ibu nya hanya ibu rumah tangga.jadi untuk mencukupi kebutuhan keluarga nya ayna harus berjualan goreng setelah pulang sekolah, itu pun dia yang buat dan dia juga yang menjualkan.


Sedangkan adik nya jangan di tanya,dia tidak di bolehkan berjualan lebih tepat nya dia tidak mau.

Pernah satu kali ayna mengajak nya berjualan tapi yang di dapat ayna hanya kemarahan ibu dan adik nya

"Rana mumpung kamu lagi pulang cepat,ikut kakak yok jualan"

"Nggak ah..nggak mau nanti Rana hitam kayak kakak,lagian malu aku kalau di lihat temen temen ku,beda sama kakak.kalau kakak kan sudah biasa"

"Tapi kan ran,.." 

Belum selesai ayna melanjutkan kata kata nya sang ibu sudah marah marah pada nya.

"Ngapain kamu suruh suruh Rana jualan keliling,mau buat malu adik mu ha.!!!"

"Bukan begitu Bu, maksud ayna kan mumpung Rana pulang cepat ya...apa salah nya ikut ayna bantu jualan kan nanti uang nya buat dia juga bisa buat jajan sama beli baju"

"Oh..kamu nggak ikhlas bantu ibu jualan iya!!!! Kamu iri karena adik mu ibu belikan baju sedangkan kamu tidak iya!!!"

Sentak ibu nya sambil berkacak pinggang dan  mata melotot melihat ayna.

"Kayak nya kakak emang nggak ikhlas deh buk buat jualan dia juga iri sama aku yang apa apa ibu belikan kalau dia kan nggak, padahal kan aku anak bungsu yang harus di sayang beda sama kakak.kakak kan sudah besar" 

Ucapan Rana bagaikan menyiram minyak kedalam api.

Apa tadi kata nya sudah besar? Bahkan jarak dia dengan ku hanya 1 tahun lebih beberapa bulan karena setelah melahirkan ayna, tak lama ibu nya hamil kembali dan itu rana.jadi bisa di bilang jarak mereka dekat.

"Kamu itu anak pertama ayna jadi kamu harus selalu mengalah pada adikmu, bukankah ibu selalu bilang sama kamu.pundak anak pertama itu harus kuat, kuat untuk bantu keluarga serta adik mu juga" tandas nya.

" Bukan begitu maksud ayna Bu,.." 

Ayna mencoba menjelaskan.ya ibuk nya memang selalu apa apa mengutamakan Rana ketimbang dia, padahal mulai dari beli bahan,buat adonan,sampai menggoreng pun semua nya ayna yang mengerjakan.

Tapi begitu dia pulang dari berkeliling jualan,maka semua hasil nya akan di rampas oleh sang ibu, beliau hanya memberikan uang untuk membeli bahan jualan besok.

Dia hanya di kasih sedikit uang jajan itu pun hanya 10.000 di luar beli bahan jualan.dan semua hasil jualan ibu nya lah yang menikmati bersama adik dan juga bapak nya

Setelah kejadian itu ayna tak pernah lagi mengajak Rana untuk ikut berjualan


Ayna seperti sapi perah buat mereka. bahkan ketika dia mengeluh sakit pun tak di izin kan oleh mereka, begitu berbeda jika Rana yang sedang sakit baru meriang saja, sudah di bawa ibu sama bapak ke klinik

Sedangkan ayna sudah menggigil karena demam saja masih tetap di suruh jualan terkadang masih dapat bentakan dan cacian dari ibu dan adik nya.

Miris sekali bukan.

Yuk Baca Kelanjutan Ceritanya .. Di Aplikasi KBM ya...

Klik Link Dibawah Ini :

https://read.kbm.id/book/detail/6459b823-69f0-4e1d-a78d-86888715207a?af=3df63b6b-9d0b-43c4-823c-b14d7f8c85d7

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url