Ketika Al-Quran Memuliakan Manusia

 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gasahar –Malam ke-17 diyakini sebagian besar ahli tafsir sebagai malam di mana diturunkannya surat pertama Al Qur'an. Walau tidak ada nash yang akurat, namun berdasarkan pelacakan riwayat dan pernyataan-pernyataan para sahabat disepakati pada malam mulia itulah kitab orisinil itu diturunkan pertama kalinya.

Turunnya Al-Qur'an melalui malaikat Jibril secara bertahap, setiap tahap turunnya menyebabkan guncangan dan tak jarang menimbulkan panas dingin pada diri Rasulullah sebagai penyambung lidah Allah, sebagai define messenger.

Oleh karena isinya penuh pencerahan, wajar jika Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan masing-masing secara sembunyi-sembunyi ingin mendengarkan ketika Rasulullah mengajarkan Al-Qur'an pada masa-masa awal dakwah di kota Mekah.

Tanpa sadar ketiganya saling berpapasan dalam aksi sembunyi-sembunyinya dan saling merahasiakan peristiwa tersebut. Pendek kata, betapa besar kebutuhan umat manusia, baik yang beriman maupun yang kafir dan munafik, akan Al-Qur'an dan penafsiran atasnya.

Semua argumentasi logika mengenai wujud Allah dapat saja dicari kelemahannya oleh akal manusia. Karena itu, tulis Abdul Halim Mahmud, "Seseorang tidak perlu bertepuk tangan dengan keberhasilan akal dalam membuktikan wujud-Nya (Allah), karena dengan akal pula argumen itu dapat ditolak."

Berbagai argumen logika yang selama ini digunakan untuk membuktikan wujud Allah dilemahkan oleh akal Immanuel Kant, walaupun ia sendiri percaya sepenuhnya akan wujud Yang Mahakuasa. Sebab, bukti utama kemaujudan-Nya justru terdapat dalam jiwa manusia sendiri, dan karenanya menjadi sesuatu yang sangat jelas dan dirasakan oleh fitrah setiap insan.

Inilah agaknya yang menyebabkan mengapa dalam Al-Qur'an, bahkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang sekarang beredar, tidak ditemukan satu ayat pun yang menguraikan bukti wujud Allah. Yang diuraikan oleh Al Qur'an adalah bukti keesaan-Nya, bukan wujud-Nya. Karena, bahkan kaum musyrik pun, bila ditanya kepada mereka, "Siapa yang menciptakan langit dan bumi?", mereka akan menjawab, Allah." (QS. 31:25)

Al-Qur'an datang dengan membuka lebar-lebar mata manusia, agar mereka menyadari jatidiri dan hakikat keberadaan mereka di pentas bumi ini. Juga agar mereka tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga mereka tidak menduga bahwa hidup mereka hanya dimulai dengan kelahiran dan berakhir dengan kematian.

Al-Qur'an mengajak mereka berpikir tentang kekuasaan Allah, dan dengan berbagai argumentasi, Kitab Suci ini juga mengajak mereka untuk membuktikan keharusan adanya Hari Kebangkitan. Dan bahwa kebahagiaan mereka pada hari itu akan ditentukan oleh persesuaian sikap hidup mereka dengan apa yang dikehendaki Sang Pencipta, Allah SWT.

Bisikan hati yang diyakini semacam itu, menjadikan manusia berusaha memahami apa yang sebenarnya dikehendaki oleh Allah. Sikap dan perbuatan manusia yang dikehendaki-Nya itu dinamai sikap dan perbuatan baik, hal yang sebaliknya adalah sikap dan perbuatan buruk dan tercela.

Al-Qur'an, yang diyakini sebagai firman-firman Allah, merupakan petunjuk mengenai apa yang dikehendaki-Nya. Jadi, manusia yang ingin menyesuaikan sikap dan perbuatannya dengan apa yang dikehendaki-Nya, demi meraih kebahagiaan akhirat, harus dapat memahami maksud-maksud petunjuk tersebut.

Upaya memahami maksud firman-firmman Allah sesuai dengan kemampuan manusia itulah yang disebut tafsir. Karena itu sangatlah jelas urgensi tafsir.

Kebutuhan akan tafsir akan menjadi lebih penting lagi jika disadari bahwa manfaat petunjuk-petunjuk Ilahi itu tidak hanya terbatas di akhirat kelak. Petunjuk-petunjuk itu pun menjamin kebahagiaan manusia di dunia.

Selain itu, kebutuhan akan penafsiran atas Al-Qur'an terasa sangat mendesak, mengingat sifat redaksinya yang beragam, yakni ada yang jelas dan rinci, ada pula yang samar dan global. Jangankan samar, yang jelas sekalipun masih membutuhkan penafsiran.

Hanya dengan mendengar ayat-ayatnya dibacakan, atau bahkan membacanya empat atau lima kali saja, amatlah mustahil dicapai pemahaman yang sepenuhnya atas Kitab Suci itu. Tujuan itu pun bahkan tidak akan tercapai kalau kita hanya mengandalkan pemahaman seseorang atau satu generasi saja.

"Apabila Anda membaca Al Qur'an, maknanya akan jelas di hadapan Anda. Tetapi bila Anda membacanya sekali lagi, akan Anda temukan pula makna-makna lain yang berbeda dengan makna-makna sebelumnya. Demikian seterusnya, sampai-sampai Anda (dapat) menemukan kalimat atau kata yang mempunyai arti bermacam-macam, semuanya benar atau mungkin benar. Ayat-ayat Al-Qur'an bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lain. Dan tidak mustahil, jika Anda mempersilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak ketimbang apa yang Anda lihat..." demikian Abdullah Darraz.

Pendapat itu diperkuat oleh Mohammad Arkoun, pemikir Aljazair kontemporer. Ia menulis: Al-Qur'an memberikan kemungkinan arti yang tidak terbatas...Kesan yang diberikannya mengenai pemikiran dan penjelasan berada pada tingkat wujud mutlak....Dengan demikian, ayat-ayatnya selalu terbuka (untuk interpretasi baru), tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal.

Sebagaimana diperkenalkan kepada kita, Al-Qur'an adalah kumpulan ayat. Ayat pada hakikatnya adalah tanda dan simbol yang tampak. Namun simbol tersebut tidak dapat dipisahka dari sesuatu yang lain yang tidak tersurat, tetapi tersirat, sebagaimana diperkenalkan konsep tafsir dan ta'wil. Hubungan antara keduanya, antara makna tersurat dan makna tersirat, terjalin sedemikian rupa, hingga bila tanda dan simbol itu difahami oleh pikiran, maka makna yang tersirat, Insya Allah, berkat bantuan Allah, akan difahami pula oleh jiwa seseorang.

Redaksi-redaksinya, yang sangat indah memesonakan, sarat dengan berbagai makna. Selain itu, ia pun selaras dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan para pembacanya. Karenanya, penafsiran atasnya tidak pernah kering. Dari saat ke saat terdengar atau terbaca sesuatu yang baru, sesuai dengan perkembangan zaman dan pengetahuan.

Nabi Muhammad SAW menggambarkan Kitab Suci Al Qur'an sebagai "kitab yang mengandung berita masa lampau, keadaan masa datang, tidak lekang oleh panas dan tidak pula lapuk oleh hujan."

Kalau begitu, maka penafsiran atasnya tidak akan pernah berakhir. Kitab Suci itu selalu segar, lewat upaya penafsiran dan penafsiran ulang, Kitab Suci Al Qur'an selalu mampu menghidangkan hal-hal baru. Layaknya seperti alam raya, dengan penelitian dan pengamatan atasnya, ia membuka tabir-tabir rahasianya, yang belum tersentuh generasi-generasi terdahulu.

Ya Allah rahmatilah kami dengan Al-Qur'an

Dan jadikanlah ia pemimpin hidup

Cahaya penerang

Petunjuk jalan dan rahmat bagi kami

Ya Allah ingatkanlah kami jika kami melupakan Al-Qur'an

Dan ajarkanlah kami jika kami tak mengerti Al-Qur'an

Dan rezekikanlah kami sehingga kami membacanya

di waktu malam dan ketika siang

Dan jadikanlah Al-Qur'an penolong kami wahai Tuhan semesta alam.

Ayo Ikuti Program Gasahar.com

1 . Gasahar Media

Kami dan team mencoba berkontribusi di Media Online dengan kata kunci @gasaharmedia yang sudah meliputi:

  1. Channel Telegram
  2. Media Facebook
  3. Media Instagram
  4. Media Youtube
  5. Dan media-media lain yang akan terus kami kembangkan.

Silahkan update status di media sosialmu, dengan Dakwah Islamiyyah Ahlu Sunah wal Jama’ah.

Bergabunglah di grup telegram dengan kata kunci @gasaharmedia . Daftarkan telegram anda di admin berikut KLIK

2 . Gasahar Store

Kami dan team mencoba berkontribusi di Market Place dengan kata kunci @gasaharstore yang sudah meliputi:

  1. Channel Telegram
  2. Media Facebook
  3. Media Instagram
  4. Media Youtube
  5. Dan media-media lain yang akan terus kami kembangkan.

Silahkan Belanja di Gasahar Store Kami Menjual Produk Original Berkualitas dengan Harga Istimewa.

Bergabunglah di grup telegram dengan kata kunci @gasaharstore . Daftarkan telegram anda di admin berikut KLIK

3 . Belajar Sedekah Gasahar.com

    Bagi para sahabat yang ingin Belajar Sedekah berupa uang. Untuk program dan kegiatan Belajar Sedekah Gasahar.com, kami menyediakan beberapa daftar pilihan sedekah baik sebagai donatur tetap ataupun non-tetap. Adapun sedekah dapat dikirimkan melalui transfer ke rekening sebagai berikut :

Bank BSI Bank Syariah Indonesia No. 350 47 7619 0 

(mohon untuk melakukan konfirmasi sedekah menggunakan prosedur di bagian bawah halaman ini)

Berikut ini pilihan paket sedekah yang kami tawarkan :

  1. Paket Shodaqoh (tidak rutin setiap bulan dan jumlah sedekah seikhlasnya)
  2. Paket Istiqomah (rutin setiap bulan) :

1) Istiqomah5k : sedekah per bulan Rp 5.000

2) Istiqomah10k : sedekah per bulan Rp 10.000

3) IstiqomahIkhlas : sedekah perbulan seikhlasnya

Prosedur Konfirmasi

    Demi mempermudah kami dalam melakukan pengecekan, mohon setelah melakukan transfer untuk konfirmasi melalui telepon/sms/whatsapp ke nomor +62 811 6945 155.

Whatsapp Kami Segera

Konfirmasi dengan menggunakan Whatsapp dengan mengirimkan foto bukti transfer ke nomor +62 811 6945 155

Kami akan mengirimkan informasi mengenai perkembangan terkini, laporan keuangan, dan laporan kegiatan Belajar Sedekah melalui berbagai media informasi secara berkala.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url